Searching...
Sunday, November 30, 2014

Petaka main petak umpet

'Petaka Main Petak Umpet (Petualangan ke Alam Lain)'

Pengarang : Ayu rizky

Suasana rumahku seperti biasa sepi
jika mama papa belum pulang kerja..
Tak seperti biasanya sedari tadi adik
ku sangat rewel dia ingin main tapi aku
sangat sibuk dengan tugas sekolahku.
“Dik sampai kapan kau akan menangis?” kataku kesal dengan suara bisingnya
“Sampai kau ingin bermain denganku”
pintanya
“Tapi aku sibuk dengan tugasku, aku
akan menemanimu bermain setelah
tugasku selesai” kataku “Ok, kau harus menepati janji itu Angga”
“Iya aku mengerti Sarah, sudah kau
jangan menangis lagi aku tak bisa
berkonsentrasi” 30 menit berlalu kini aku telah
menyelesaikan tugasku, Sarah pun
menghampiriku
“Bagaimana dengan tugasmu, apa sudah
selesai” tanya Sarah
“Ya sudah selesai, sekarang kau ingin bermain apa?” tanyaku padanya
“Petak umpet, bagaimana apa kau
bersedia?” tanyanya
“Apa!! Apa kau sudah gila ini sudah
malam bagaimana kalo ada sesuatu yang
terjadi padamu atau padaku” kataku membentaknya
“Ahh pecundang kau Angga, aku yakin
tak akan ada yang terjadi dengan kita”
jawabnya
“Aku tak ingin main itu lebih baik aku
bermain barbie dari pada aku harus main petak umpet di malam hari apa lagi
ini malam jum’at” kataku menakutinya
“Apa kau masih percaya tahayul seperti
itu Angga ini sudah jaman internet tapi
kau masih saja mempercayai hal-hal
mistis seperti itu” katanya menyindirku
“Apa kau tak ingat kejadian yang
terjadi dengan om ivan dan tante Luna
2 tahun yang lalu” kataku
“Kecelakaan mobil itu? Angga itu
kecelakaan mobil akibat kelalaian om Ivan yang sedang mengantuk dan
menabrak pembatas jalan” jawab
Sarah tak mau kalah
“Iya tapi sebelumnya mereka memasuki
rumah yang katanya angker dan
mengambil salah satu barang dari rumah tersebut Sarah, apa kau tak
berpikir bahwa penghuni rumah
tersebut mengikuti mereka?”
“Sudahlah Angga stop membahas itu lagi
aku muak dengan kisah seperti itu, aku
tau kau itu sebenarnya takut kan” kata Sarah dengan nada sinis
“Aku tak takut tapi aku tak ingin
sesuatu yang buruk terjadi pada kita
Sarah”
“Angga sudahlah jika kau tak ingin
bermain aku juga tak masalah sekarang aku tau seberapa pengecutnya dirimu
Angga”
“Stop memanggilku pengecut Sarah aku
bukan seorang pengecut, kau harus tau
itu” kataku membentaknya
“Buktikanlah kalau memang kau bukan pengecut”
“Apa kita harus main petak umpet?”
“Ya Angga”
“Oke, aku menerima tantanganmu
Sarah” kataku sambil menatapnya
tajam “Baiklah aku yang jaga, kau yang
sembunyi terserah kau mau
bersembunyi dimana kecuali kamar
mandi” katanya
“Oke, kau hitung sampai 20” kataku
menengaskan “Baiklah” Aku memilih bersembunyi di balik kursi
ruang tamu, keadaan disana remang-
remang karena hanya mendapat cahaya
dari lampu depan tak seperti di ruang
keluarga yang terang, Sarah mencariku
dia tak menyadari aku ada di balik kursi walau dia mondar-mandir di
sekitar ruang tamu.
“Angga dimana kau?” tanyanya aku tak
menjawab tapi dia berjalan ke arah
dapur “Jadi kau di dapur Angga, tunggu
aku aku akan menemukanmu.” “Apa yang Sarah bicarakan jelas-jelas
aku dan ragaku ada di balik kursi ini
tapi mengapa dia mecariku di dapur
bukankah tadi aku tak menjawab”
kataku bingung sedangkan bulu
kudukku merinding

“Kalian dimana?” tanya mama yang
baru membuka pintu aku keluar dari
persembunyianku
“Aku disini mah?” kataku
“Apa yang kau lakukan disitu nak?
“Aku dan sarah sedang main petak umpet ma, di mana papa?” tanyaku
“Sedang memasukkan mobil ke dalam
garasi” kata mama
“Mama sudah pulang” kata Sarah
mengagetkan
“Iya” jawab mama meninggalkan kami berdua
“Angga bukannya kau bersembunyi di
dapur?” tanya Sarah
“Tidak dari tadi aku bersembunyi di
balik kursi itu” kataku sambil menujuk
kursi tersebut “Apa yang kau bicarakan Angga apa kau
ingin menakutiku, jelas-jelas aku
mendengar suaramu di dapur Angga aku
bukan anak kecil Angga”
“Sarah aku dari tadi bersembunyi di
balik kursi itu, dan aku juga melihatmu mondar-mandir di sini tapi tiba-tiba
kau berjalan menuju dapur aku juga
heran mengapa kau pergi ke dapur”
kataku meyakinkan Sarah
“Apa yang kau bicarakan? Dengan jelas
aku mendengar suaramu dari arah dapur” katanya
“Sedang apa kalian, ayo kita makan
malam” kata papa mencairkan suasana Setelah selesai makan aku dan Sarah
bergegas menuju kamar msing-masing
“Ingat Angga permainan kita belum
berakhir” kata sarah membuatku
merinding tapi aku tak menghiraukan
ucapanya

Suasana sekolah hari ini cukup ramai
aku berjalan menuu ruang kelasku di
sana sudah ada Bobi, Maya dan Gissela
tampaknya mereka sedang mengobrol
tapi entah apa yang mereka bicarakan.
“Hay Angga, mengapa mukamu sangat lesu?” tanya Maya
“Gak papa hanya sedikit lelah” jawabku
sambil meletakkan tas ku di meja
“Oh gitu” lanjut Maya
“Apa yang kau mainkan tadi malam
Angga” tanya Gissela dengan kemisteriusannya
“Main? Apa yang kau bicarakan?”
tanyaku bingung
“Aku tau tadi malam kau bermain
sebuah permainan yang membuatmu”
kata Gissela “Membuatku apa?” tanyaku penasaran
“Diikuti sosok makhluk dunia lain,
Katakan padaku apa yang kau mainkan
semalam” lanjut Gissel
“Aku bermain petak umpet bersama
adikku” jawabku “Angga apa kau sakit berani bermain
petak umpet di malam jum’at?” Tukas
Bobi
“Itu karena adikku yang terus menerus
menangis, dan dia mengatakan aku
pengecut bagaimana aku tidak mengiyakan kemauaannya” kataku
menjelaskan
“Angga kan sudah pernah ku bilang
jangan pernah bermain sesuatu yang
aneh pada malam jum’at, dan apa yang
terjadi dengan adikmu?” kata Gissel “Aku mengingat semua itu tapi adikku
memaksaku aku juga sudah bilang kalau
malam ini malam jum’at tapi dia sangat
cuek bahkan aku menceritakan
kejadian yang Om Ivan dan Tante Luna
alami, tapi dia tetap tak mempercayainya dan ingin bermain”
kataku
“Kau diikuti makhluk itu kan?” tanya
Gissela
“Mungkin, aku juga dari tadi malam
merasakan kehadiran mereka” jawabku “Kau tau sebenarnya aku ragu bisa
menyelesaikan masalah ini” tambah
Gissela
“Ayolah bantu aku aku tak ingin seperti
ini” kataku
“Oke, nanti malam kami akan menginap di rumahmu, bagaimana?” tanya Gissela
“Oke” jawab Bobi
“Tapi apa kalian yakin Ayahku akan
mengizinkannya” kata maya
“Bilang saja kau menginap di rumahku”
kata Gissela “Oke” jawab Maya
“Oke, kalian akan datang jam berapa?”
tanyaku
“5” jawab Gissela
“Ya, aku kan menunggu” kataku lagi
“Angga ingat ini jangan bermain sebelum kita datang” tutur Gissela
“Iya” kataku yang diselingi bel masuk

Aku Angga Ramadan seorang anak
normal tapi dikaruniai kemampuan
khusus aku bisa merasakan kehadiran
makhluk gaib di sisiku, aku juga bisa
melenyapkan mereka.
Gissela adalah seorang anak yang mempunyai kemampuan khusus yang bisa melihat makhluk yang tak dapat dilihat manusia biasa dan dia sangatlah misterius. Bobi seorang anak yang memiliki kemampuan
khusus juga dia bisa melihat kejadiaan
yang akan terjadi di masa depan.
Maya juga memiliki kemampuan khusus tapi
dia hanya bisa mendengar suara-suara
aneh saja. Dan Sarah adikku akhir-
akhir ini dia sangatlah aneh entah apa
yang sedang merasukinya aku
merasakan itu.

Sore ini kotaku hujan besar sudah jam
5 tapi mereka belum juga datang
kemungkinan mereka tak akan datang,
Aku menunggu di depan beberapa menit
hingga suara klakson mobil
membuyarkan lamunanku. “Angga buka pagarnya” teriak Bobi
“Iya” kataku berjalan ke arah mereka
“Masuklah” lanjutku
“Dimana adikmu?” tanya Maya
“Dalam, dia sedang bermain di halaman
belakang” kataku “Oke, kita harus memainkan permainan
itu lagi” kata Gissela
“Baiklah” kataku, Bobi dan Maya
“Panggilah adikmu” kata Gissela
“Iya, kalian masuk dulu” pintaku Aku mencari adikku di halaman
belakang
“Sarah” panggilku
“Ya ada apa?” tanyanya
“Apa kau mau melanjutkan permainan
kita yang kemarin” tanyaku “Iya, tapi ada apa dengan dirimu hari
ini mengapa kau yang mengajakku?”
tanyanya bingung
“Sudahlah kau jangan banyak
bertanya, aku juga membawa teman-
temanku katanya mereka ingin ikut bermain” kataku
“Baiklah” kata Sarah
“Ayo kita ke depan” ajakku Di ruang tamu Bobi Gissela dan Maya
sedang membicarakan sesuatu
“Sarah ini teman-temanku, yang ini
Bobi, Maya dan Gissela” kataku
memperkenalkan mereka
“Aku Sarah, sedang berkenalan dengan kalian” kata Sarah
“Sarah tadi kau sedang bermain dengan
siapa?” tanya Gissela
“Dengan temanku, dia cantik dan baik”
kata Sarah
“Temanmu dari mana dari tadi aku tak melihtnya Sarah” kataku
“Sudahlah Angga jangan kau banyak
tanya” kata Gissela
“Ayo kita main, aku yang akan berjaga”
kata Sarah
“Baiklah” kata kami berempat “Sekarang kau hitung sampai 20” kata
Bobi Bermain petak umpet diselingi hujan
dan petir menambah suasana seram.
Kami semua bersembunyi, aku memilih
bersembunyi di belakang lemari. Satu
persatu ditemukan Sarah tapi Maya
tak kunjung keluar dari tempat persembunyiannya.
Kami mencarinya di setiap ruangan tapi tidak kunjung menemukannya.
“Angga, dia bersembunyi di dalam
lemari” kata Sarah
“Jangan bercanda Sarah” kataku
mengecek lemari
“Dia tak bercanda Maya memang
bersembunyi di lemari ini tapi dia dibawa makhluk dunia lain ke alam
mereka” kata Bobi
“Lalu sekarang apa yang akan kita
lakukan” tanyaku bingung
“Salah satu dari kita harus
menyusulnya” kata Gissela “Siapa yang akan pergi?” tanyaku
“Biar aku saja Angga, aku yang
menyebabkan semua ini terjadi” kata
Sarah menyesal
“Tidak, biar aku saja” kata Bobi
“Apa yang kalian lakukan, yang bisa pergi kesana hanya orang yang bisa
melenyapkan mereka” kata Gissela
“Aku Gissel, aku siap” kataku
“Tapi Angga ini kesalahanku biarkan
aku yang menyelamatkannya” kata
Sarah “Sudahlah Sarah percaya padaku aku
akan baik-baik saja di sana, kau
tenang saja” kataku menyakinkan
“Ayo kita lakukan ritual itu, Angga kita
akan memakai kamarmu” kata Gissel
“Jangan di kamar Angga Gissel, di kamar Sarah saja” kata Bobi
“Apa yang kau lihat Bobi” tanya Gissel
“Maya sedang memberontak, mereka
ingin memepersembahkan jiwa Maya
untuk ratu mereka” tukas Bobi
“Benar-benar gila, jelas-jelas mereka sudah tiada” kata Sarah
“Sarah aku ingin bertanya padamu, apa
kau juga mempunyai kemampuan
khusus?” tanya Gissela
“Mungkin, aku juga bisa berinteraksi
dengan mereka” kata Sarah “Baiklah, kemungkinan Angga akan
celaka sangat kecil kita telah
menemukan tenaga baru” kata Gissela
“Angga berbaringlah di tempat tidur”
kata Bobi
“Apa yang akan terjadi?” tanyaku “Aku tak tau, ingat Angga tujuanmu
kesana hanya untuk menyelamatkan
Maya dan waktumu hanya 2 jam” kata
Gissela
“Pakailah gelang ini, gelang ini akan
berubah menjadi hijau jika waktumu habis, ingat kembali sebelum 2 jam itu
berakhir” kata Bobi memberikan
gelangnya
“Satu lagi Angga, ingat letak lubang itu
warna lubang ini putih jangan
memasuki lubang lain selain lubang yang berwarna putih” kata Sarah
“Dari mana kau tau sarah?” tanya
Gissela
“Aku pernah menonton film seperti itu”
jawab Sarah
“Baiklah Angga, hanya jiwamu yang akan pergi kesana, kau harus percaya
sepenuhnya pada kami” kata Gissela Mereka pun memulai melakukan ritual
tersebut, Bobi Gissel dan Sarah
menggabungkan kekuatan mereka untuk
membawa Angga ke tempat dimana
Maya berada.
--
Kini jiwaku telah berada di alam lain,
disana dipenuhi pohon yang menjulang
tinggi, aku berjalan mencari
keberadaan Maya tiba-tiba ada
sesuatu yang menabrakku dan
“Bruukkk” aku jatuh “Siapa kau?” tanya seorang Genderuwo
“A… a… aku manusia” jawabku
“Hahahhahahahaha, apa kau mau
menyelamatkan teman mu itu? Atau kau
juga mau menukar jiwamu” kata
Genderuwo sambil tertawa terbahak- bahak
“Katakan di mana temanku?” Aku
memaksanya agar memberi tau ku
“Siapa kau, lawan aku dulu” kata
Genderuwo
Aku pun melawannya tapi aku tak tau mengndalikan kekuatanku dan aku
ambruk untuk kedua kalinya “Brukkk”
Genderuwo itu menggendongku pergi ke
suatu tempat sepanjang perjalanan
aku melihat berbagai macam hantu dari
yang kecil sampai yang tua. Aku pun diturunkan di sebuah tempat di sana
aku melihat Maya dia diikat entah
dengan apa yang aku lihat hanya sinar
yang mengikatnya. “Maya” panggilku
“Angga, sedang apa kau disini?” tanya
Maya
“Aku akan menolongmu” jawabku tiba-
tiba saja aku di bawa ke salah satu
pilar dan aku pun diikat pilar itu tak berjauhan dengan pilar Maya. Kurasa
aku dan Maya telah berada 1 jam disini
dan gelang pemberian Bobi separuh
sudah hijau. “Maya bagaimana cara melepaskan diri,
kita tak punya banyak waktu” kataku
“Aku tak tau Angga, kenapa tak kau
tanyakan Gissela tadi dia mengetahui
segala sesuatu seperti ini” kata Maya
“Ahh, betapa bodohnya aku mengapa aku tak bertanya sebelum ke sini”
batinku
“Angga, kau bisa memlenyapkan para
hantu dengan satu cara kau harus
berani jangan ragu untuk membunuh
mereka, hadapkanlah telapak tanganmu ke arah hantu yang akan kau bunuh
sentuh mereka dan seketika mereka
akan lenyap Angga” kata suara gaib Akhirnya ku arahkan telapak tanganku
ke arah tali yang mengikatku dan
ternyata aku terbebas, hal yang sama
ku lakukan pada Maya. Kami pun bisa
meloloskan diri tapi saat kami ingin
keluar kami dihadang dua genderuwo yang sangat jelek.
“Mau kabur kau?” kata genderuwo satu
“Tak bisa anak muda” kata genderuwo
dua
“Angga kau harus berani dan
hadapkanlah telapak tanganmu pada mereka” kata suara gaib itu lagi
“Rasakan ini” kataku sambil memegang
mereka dan akhirnya mereka lenyap.
Aku dan Maya berlari setiap ada hantu
yang menghalangi jalanku aku
memegang tangan mereka dan lenyap begitu sampai aku sampai di lubang
tempatku keluar tadi tapi ada yang
aneh mengapa lubangnya ada 2 dan aku
kembali ingat perkataan Sarah
masukilah luang yang berwarna putih.
Aku yang masih menggenggam tangan Maya masuk ke lubang putih tapi ada
sesuatu yang menahan Maya ku
putuskan untuk keluar dari lubang
tersebut dan aku menemukan Ratu para
hantu tersebut, dia cukup menawan.
“Kau tak akan bisa pergi” katanya sambil tertawa pada kami
“Siapa bilang” kataku
“Sialan, kau benar-benar ingin mati”
katanya sambil mengarahkan cahaya
hitam kepadaku tapi dengan sigap ku
hadapkan juga cahaya putihku ke arahnya dan menyuruh Maya masuk ke
dalam lubang itu
“Maya masuklah dulu aku akan
menyelesaikan urusanku dengan wanita
tua ini” kataku
“Tapi Angga” katanya “Sudahlah aku tak apa jangan
khawatirkan aku, cepatlah pergi Maya”
kataku
Maya pun masuk kedalam lubang itu dan
aku masih bertarung dengan Ratu
hantu, ku lihat gelang pemberian Bobi semakin hijau, akhirnya ku keluarkan
semua kekuatanku dan akhirnya dia
ambruk dan aku berlari menuju lubang
itu.
“Mau kemana kau” teriak ratu hantu
“Selamat tinggal” kataku bangga
---
Aku pun bangun kurasakan aroma
parfum Sarah aku pun membuka mata
“Angga kau hebat” kata Sarah
“Dimana Maya?” tanyaku
“Dia telah menuggu di ruang tamu
bersama Bobi dan Gissela ayo kita keluar” kata Sarah Aku dan Sarah berjalan menuju ruang tamu
“Baguslah kalian telah kembali” kata
Bobi
“Maya apa kau baik-baik saja?”
tanyaku “Ya. Kenapa?” kata Maya
“Tak apa” kataku
“Sekarang kita telah berkumpul
bersama jangan memikirkan hal itu lagi”
kata Gissela “Dan kau Sarah jangan
pernah bermain petak umpet di malam jum’at dan dengarkan kata Angga”
tambah Gissela
“Baiklah aku sangat menyesal” kata
Sarah
“Mulai sekarang Sarah kau bisa
bergabung bersama kami” kata Bobi “Ayo kita menonton” ajakku
“Ayo” kata mereka kompak.

0 comments:

Post a Comment

 
Back to top!